Pemantulan dan Penyerapan bunyi yang terdapat di alam
Bunyi yang terjadi di alam ini ternyata dapat mengalami pemantulan dan penyerapan yang mana tentunya dari peristiwa yang di alami oleh bunyi ini akan dapat diambil manfaatnya. Di alam bebas ada makhluk (binatang) hidup yang memanfaatkan peristiwa yang dialami oleh bunyi pada kehidupannya. Binatang yang memanfaatkan peristiwa pemantulan yang terjadi pada bunyi ini adalah kelelawar. Kelelawar ini mengandalkan bunyi dalam melangsungkan kehidupannya sehari - hari. Hewan kelelawar ini memanfaatkan bunyi untuk dan mencari makanan di waktu malam hari dalam kondisi yang gelap.Binatang kelelawar ini dapat memancarkan bunyi ultra (ultrasonik) melalui mulut atau hidungnya saat binatang ini terbang. Bunyi ultra yang dipancarkan oleh kelelawar ini selanjutnya akan mengalami pemantulan yang mana dipantulkan oleh berbagai macam benda, misalnya ranting - ranting pohon dan berbagai macam serangga yang menjadi makanan dari binatang kelelawar ini. Dengan mendengarkan bunyi pantulan yang diakibatkan oleh berbagai benda di sekitar kelelawar, maka binatang kelelawar dapa memperkirakan seberapa jauh penghalang (rintangan) dan mangsa yagn berada di sekitarnya. Dengan kemampuan yang dimiliki oleh kelelawar ini maka kelelawar dapat terbang dan mencari makan dalam kondisi yang gelap, tanpa takut menabrak sesuatu. Hal yang seperti ini merupakan kelebihan yang dimiliki oleh hewan kelelawar.
Dalam ulasan mengenai kemampuan hewan kelelawar dalam memanfaatkan bunyi dalam kehidupannya di atas, telah disinggung mengenai pemantulan bunyi. Memang salah satu yang menjadi sifat dari bunyi adalah bunyi dapat dibantulkan. Disamping dapat dipantulkan bunyi ini juga dapat mengalami penyerapan (diserap). Pada umumnya sebagian besar bunyi yang terdapat di alam ini dipantulkan ketika mengenai permukaan benda yang keras. Sebagai contoh permukaan benda yang keras yakni dinding batu atau semen, besi, kaca, seng, dan benda - benda keras lainnya yang terdapat di alam. Contoh peristiwa pemantulan bunyi yaitu ketika kita berada di pinggir sumur, coba kita berteriak ke dalam sumur pada bibir sumur maka kita akan mendengar teriakan kita yang memantul. Suara pantulan ini diakibatkan oleh suara yang kita teriakan dipantulkan oleh permukaan - permukaan dinding sumur yang keras. Sebenarnya, ketika suatu bunyi mengenai permukaan dari suatu benda yang keras maka tidak semua bunyi dipantulkan akan tetapi ada sebagian kecil dari bunyi tersebut yang terserap oleh benda keras tersebut. Sebagian besar bunyi akan diserap bilamana bunyi tersebut mengenai bagian permukaan benda yang lunak. Benda yang dapat menyerap bunyi ini dinamakan sebagai peredam bunyi. Beberapa benda yang dapat dipergunakan sebagai peredam bunyi antara lain kain, karet busa, gabus, karpet, dan wol. Dengan menggunakan peredam bunyi maka bunyi akan tidak terdengar, karena bunyi akan diserap oleh benda - benda peredam bunyi tersebut.
Cukup sekian catatan kali ini mengenai peristiwa pemantulan bunyi dan penyerapan bunyi. Semoga catatan yang ala kadarnya ini dapat memberikan manfaat dan bisa diambil manfaatnya. Terima kasih kepada teman - teman pembaca semuanya yang telah melonggarkan waktunya mampir dan menyimak catatan pada blog sederhana ini. "Salam belajar" dan "SEMANGAT"
Silahkan memberikan komentar dengan sopan dan tidak menyimpang dari topik tulisan.
Tolong untuk tidak menyantumkan link hidup maupun mati.
Terimakasih atas perhatiannya.